Home / Opini

Rabu, 30 November 2022 - 08:22 WIB

Fenomena “ Glokalisasi” Pada Pendidikan Tinggi di Indonesia

Oleh : Gusmaniarti

Pendidikan tinggi di Indonesia yang melahirkan generasi muda yang Tangguh, berilmu serta berakhlak mulia, dan berperan aktif dalam memecahkan permasalahan (problem solver) yang dihadapi masyarakat dengan menghasilkan ilmu yang siap pakai dan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kepribadian tangguh, unggul, cerdas, kreatif, dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam era globalisasi ini. Konsep Globalisasi yang masuk pada Pendidikan tinggi di Indonesia sangat mempengaruhi peningkatan mutu proses belajar mengajar dan capaian produk lulusan. Yang dan Qiu (2010) menyatakan bahwa “globalisasi adalah suatu kekuatan transformatif yang sangat kuat pengaruhnya”. Kekuatan ini membuat perubahan pada peradaban manusia, pola pemikiran dan kehidupan yang lebih maju sehingga terjadi transformasi perubahan yang mana ilmu pengetahuan bisa di dapat dan di akses dengan mudah serta maju nya teknologi informasi.

Globalisasi merupakan simbol percepatan dan intensifikasi interaksi dan integrasi antara orang-orang, perusahaan, dan pemerintah dari negara yang berbeda, sehingga globalisasi mempercepat mobilitas lintas batas orang, modal dan pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam dunia Pendidikan merupakan bagian dari proses peningkatan sebuah mutu proses belajar mengajar di sebuah Lembaga.

Pendidikan tinggi di dunia saat ini melirik konsep glokalisasi untuk menaikkan rangking pada pengakuan dunia.“Glokalisasi” menjadi isu terhangat pada proses perubahan dalam berbagai bidang kehidupan saat ini termasuk bidang Pendidikan. Carnoy (2005) mengungkapkan bahwa glokalisasi memiliki dampak besar pada pembentukan pengetahuan terutama pengetahuan kearifan local. Konsep kearifan local yang bersinggungan dengan konsep global maka terjadilah Tarik menarik kepentingan dan melebur menjadi suatu kekuatan glokalisasi.

Glokalisasi pada dunia Pendidikan tinggi saat ini tidak hanya di Indonesia yang sedang berkembang, berdasarkan penelitian Ching-Yi Tien dan Paulus C. Talley Departemen Bahasa inggris I -Shou Universitas Taiwan menuliskan bahwa Universitas di Taiwan melakukan upaya untuk mendapatkan tempat di peringkat “kelas dunia” dengan mengajak dosen dan mahasiswa untuk berfikir kritis menghadapi tantangan kedepan. Segenap civitas akademika universitas di Taiwan, disiapkan untuk menjadi warga dunia dengan melakukan perubahan kurikulum berkonsep global. Kurikulum berkonsep global di padukan dengan Menanamkan kesadaran akan akar budaya mereka sendiri dengan membekali konsep “Berpikir global, bertindak lokal”. Pendidikan tinggi di Taiwan berlomba-lomba untuk Go International dengan tidak meninggalkan kekhasan yang ada pada daerahnya.

Baca Juga  Maulana Abdussattar Edhi : "Ambulanku Lebih Muslim Dibanding Kalian"

Pendidikan Tinggi Di Indonesia tidak kalah maju dalam berfikir global, bertindak lokal. Pendidikan tinggi di Indonesia dalam beberapa penelitian, Sebagaimana diramalkan oleh Toffler (1970 dan 1972) bahwa saat ini kita menghadapi Future Shock (gegar masa depan) yang telah menjelma menjadi masa kini dan kita menghadapi gelombang ke tiga yang disebut abad teknologi informasi. Dalam abad ini batas-batas budaya antar bangsa semakin menipis sehingga penetrasi budaya asing dengan mudahnya dapat masuk ke dalam kehidupan masyarakat, sehingga bisa mengakibatkan apa yang disebut gegar budaya (Culture Shock). Gegar budaya ini apabila tidak dapat dikelola dengan baik maka sangatlah mungkin akan mengikis jiwa nasionalisme masyarakat Indonesia.

Pada era reformasi dimana budaya partisipasi dalam berbangsa dan bernegara ditingkatkan, sudah selayaknya nasionalisme menjadi jiwa yang tak lagi dipertanyakan dan sudah harus mengakar di dalam hati sanubari kita. Globalisasi dan glokalisasi menjadi tantangan untuk memperkuat citra dan kepribadian bangsa dan membangun manusia Indonesia seutuhnya yang dapat berperan di dalam interaksi global. Maka “melek” global dan lokal (global and local literacy) menjadi sebuah keharusan supaya tidak tergerus oleh zaman tetapi kita dapat ikut memimpin dalam perubahan zaman. Interaksi global dan berkembangnya otonomi daerah saat ini juga akan menjadi tantangan tersendiri bagi pendidikan kita. Otonomi daerah yang tidak mempersiapkan diri dalam pemahaman aneka ragam dan kekayaan budaya dan sumber daya sebagai bagian dari satu kesatuan bangsa Indonesia akan menyebabkan kembalinya paham kedaerahan atau primordialisme. Jika ini terjadi dan hal ini beririsan dengan penetrasi ideologi dan budaya global, bisa mengoyak nasionalisme kita sebagai bangsa yang satu yaitu bangsa Indonesia.

Baca Juga  Maulana Abdussattar Edhi : "Ambulanku Lebih Muslim Dibanding Kalian"

Merdeka belajar yang dicanangkan oleh menteri pendidikan untuk menjawab perkembangan zaman saat ini, relevan dengan konsep glokalisasi dalam Pendidikan. Pendidikan tinggi di minta untuk lebih peka terhadap kondisi lingkungan sekitar dengan menggali potensi lokal dan mengangkat ketatanan Internasional. Menurut pemerhati Pendidikan di Indonesia, kemampuan akademisi dalam melihat peluang yang dimiliki meliputi: kearifan lokal, kemajuan teknologi, dan pemahaman kondisi kontekstual, menjadi aspek penting mengembangkan konsep glokalisasi inovasi pendidikan tinggi di Indonesia. Program-program kegiatan merdeka belajar pada kegiatan kampus merdeka yang digagasan dalam kurikulum merdeka belajar salah satu nya adalah pada program mahasiswa mengajar, pertukaran pelajar. Kegiatan ini mengajak mahasiswa berfikir untuk tidak berorientasi pada satu bidang keilmuan namun kesiapan mahasiswa dalam meningkat kan potensi lain pada dirinya dengan dukungam berbagai macam kearifan local yang dikenalkan membuat mahasiswa lebih berfikir global dan bertindak local dengan memahami kearifan local. Konsep kampus merdeka dalam kurikulum merdeka belajar bisa menjadi momentum berkembangnya pemahaman glokalisasi dengan mengintegrasikan model pembelajarannya selama 24 jam pada pelaksanaan tri darma perguruan tinggi baik luring maupun daring baik langsung maupun tidak langsung. hal ini membuka peluang pendidikan tinggi di Indonesia seluas luasnya untuk berkolaborasi dengan pendidikan tinggi di luar negeri untuk mempromosikan potensi inovasi lokal ke internasional.

 

Penulis Adalah :

Dosen S1 PG PAUD Universitas Muhammadiyah Surabaya

Mahasiswa S3 Pendidikan Dasar Universitas Negeri Surabaya

Share :

Baca Juga

Inspiratif

Idul Fitri, Momen Mendewasakan Diri

Headline

ISRAEL, BUNG KARNO DAN GANJAR PRANOWO

Opini

Israel Vs Palestina, Andai Kita Diam

Opini

Komunikasi Politik Jokowi

Opini

POLITIK IDENTITAS

Opini

Israel Menerapkan Satu Aturan, Tanpa Aturan

Opini

KEBEBASAN BEREKSPRESI DI BARAT TELAH BERAKHIR

Headline

Jalur Mandiri dan Otoritarianisme Perguruan Tinggi Negeri