Oleh: Ahmad Rifqi Azmi
Di antara ibadah yang sangat dianjurkan oleh Allah adalah dzikrullah. Tidak kurang perintah berdzikir dengan redaksi udzkur terulang didalam al-Qur’an 16 kali, dan tidak kurang perintah berdzikir dengan redaksi udzkuru di dalam Alquran 29 kali.
A. Keutamaan Dzikir
Dzikir mempunyai keutamaan yang sangat besar disisi Allah. Allah menyebut orang yang berdzikir mengingat-Nya seperti orang yang sedang ber-mujalasah dengan-Nya, sebagaimana firman Allah kepada Nabi Musa as.
أَنَا جَلِيْسُ َمَنْ ذَكَرَنِيْ
Artinya: Aku adalah teman duduk orang orang yang mengingat-Ku.
Apabila duduk bersama orang-orang mulia di dunia saja menjadikan kita bangga, lalu bagaimana dengan bermujalasah bersama sumber kemuliaan, Allah Ta’ala? Tidak mengherankan apabila Rasulullah saw. bersabda:
لَيْسَ يَتَحَسَّرُ أَهْلُ الْجَنَّةِ اِلَّا عَلَى سَاعَةٍ مَرَّتْ بِهِمْ لَمْ يَذْكُرُوْا اللهَ فِيْهَا (رواه الطبراني)
Artinya: Tidaklah ada penyesalan sama sekali yang dialami oleh para penduduk surga terkecuali atas terlewatkannya waktu yang tidak mereka pergunakan untuk berdzikir kepada Allah Ta’ala (HR. Thabarani)
Allah memerintahkan kita untuk berdzikir dalam keadaan apapun dan di manapun, dan kapanpun. Saat kita berdiri, saat kita duduk, ataupun saat kita berbaring. Begitu pentingnya berdzikir ini, hingga pada saat berperangpun -yang mana pada saat berperang itu seorang berada dalam sebuah kondisi yang menuntutnya untuk konsentrasi pada serangan musuh-, Allah tetap memerintahkan untuk berdzikir. Allah berfirman di dalam al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [الأنفال : 45]
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung (QS. Al-Anfal 45)
Bahkan, begitu pentingnya berdzikir ini, pada saat makan, minum, masuk dan keluar kamar mandi, bahkan pada saat berhubungan badan dengan istripun, Allah melalui lisan Rasulullah saw. memerintahkan kita untuk berdzikir.
B. Sadar Ingin Berdzikir Ketika Sudah Berusia Senja
Betapa banyak di antara kita yang lupa dari perintah Allah ini. Banyak sekali di antara kita menyia-nyiakan umurnya berlalu begitu saja tanpa berdzikir mengingat Allah, hingga tanpa ia sadari pada saat ini ia telah berada di penghujung usianya.
Ibnu Athaillah di dalam kitabnya yang berjudul Tajul ‘Arus, memberikan perumpamaan atas orang jenis ini, Kata beliau, “Andaikan ada orang tua yang mempunyai 10 anak. Kemudian dari sepuluh anaknya ini, 9 anaknya mati karena kecerobohan orang tuanya, hingga tersisalah 1 anak. Tentu orang tua yang hampir kehilangan seluruh anaknya ini akan mencurahkan seluruh perhatiannya kepada satu anak yang masih tersisa. Bila anak tersebut sakit, ia akan langsung mengobatinya, bila anaknya sedih ia akan menghiburnya, karena khawatir nasib anak tersebut sama seperti nasib ke sembilan anak yang lain. Umurpun demikian, andaikan di antara kita dikaruniai Allah umur 60 tahun. Dan 59 teleh kita habiskan untuk sesuatu yang tidak berguna, tentu orang yang berakal akan menjaga 1 tahun sisa umur yang dimilikinya jangan sampai terlewatkan begitu saja seperti umurnya yang telah berlalu sebagaimana ia menjaga anaknya yang masih tersisa.”
C. Adzkar Jamiah Bagi Orang tua
Di antara kita banyak yang baru menyadari bahwa umurnya tersiasiakan ketika ia sudah tua. Lalu Bagaimanakah cara orang tua menambal waktu-waktu yang telah berlalu tanpa mengingat Allah sama sekali? Ibnu Athaillah berkata:
مَنْ قَارَبَ فَرَاغَ عُمْرِهِ وَيُرِيْدُ أَنْ يَسْتَدْرِكَ مَا فَاتَهُ فَلْيَذْكُرْ بِالْأَذْكَارِ الْجَامِعَةِ
Barangsiapa yang mendekati habis umurnya (sudah tua) dan dia menginginkan untuk menambal apa yang terlewatkan (di masa mudanya), maka hendaknya dia berdzikir dengan adzkar jami’ah.
Al-Adzkar al-Jamiah adalah dzikir yang sedikit lafalnya, namun saat besar makna dan pahalanya. Ia adalah dzikir yang apabila dibaca sekali saja maka sama dengan dzikir lain yang dibaca berulang kali.
Di antara Adzkar al-Jamiah adalah:
1. Shighat Tasbih riwayat Ummul Mu’minin Juwairiyyah
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari bahwasanya di suatu pagi-pagi sekali pagi, Rasulullah SAW. pernah berada di sisi istri beliau yang bernama Juwairiyyah. Lalu, beliau keluar untuk sebuah hajat pada saat Juwairiyyah berdzikir ditempat shalatnnya. Lalu ketika Rasulullah SAW. kembali pada siang hari setelah waktu duha lewat, beliau masih mendapati Juwairiyyah duduk dengan berdzikir. Rasulullah SAW. bersabda, “Wahai Juwairiyyah, tidak henti-hentinya kau berdzikir. Maukah engkau saya ajarkan kalimat yang apabila kau baca, maka pahalanya menyamai seluruh apa yang engkau baca dari pagi hari hingga saat ini? Juwairiyyah menjawab, “Tentu saja wahai Rasulullah. Apakah wirid itu? Rasulullah saw. menjawab, ia adalah:
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِه (رواه البخاري)
2. Surah al-Ikhlas
Di antara adzkar al-jamiah lagi adalah membaca Surah al-Ikhlas yang mana Rasulullah saw. bersabda tentang surah al-Ikhlas:
. . . .أَلاَ إِنَّهَا تَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ(رواه مسلم)
Ingat, sesungguhnya ia menyamai sepertiga al-Qur’an. (HR. Muslim)
3. Surah Al-Kafirun dan al-Zalzalah
Di antara adzkar al-jamiah lagi adalah membaca Surah al-Kafirun dan Surah Zalzalah karena membaca sekali surah tersebut sama dengan mambaca seperempat al-Qur’an, Rasulullah saw. bersabda:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم :مَنْ قَرَأَ إِذَا زُلْزِلَتْ عُدِلَتْ لَهُ بِنِصْفِ الْقُرْآنِ، وَمَنْ قَرَأَ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ عُدِلَتْ لَهُ بِرُبُعِ الْقُرْآنِ، وَمَنْ قَرَأَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ عُدِلَتْ لَهُ بِثُلُثِ الْقُرْآنِ. (رواه الترمذي)
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa membaca surah iza zulzilat, sama dengan separuh al-Qur’an. Dan barangsiapa membaca surah Qul yaa ayyuha al-kafirun, sama dengan seperempat al-Qur’an. Dan barangsiapa membaca Qul huwa Allahu ahad, sama dengan sepertiga al-Qur’an. (HR. Tirmidzi)
Setidaknya 30 hari kita hatam al-Qur’an sekali hataman, sehingga setahun 12 kali hataman. Di antara kita mungkin ada yang sudah berumur 50 bahkan 60 tahun lebih yang baru hatam Alquran sekali atau dua kali saja. Setidaknya dengan sering membaca surah al-Ihlas, al-Zalzalah dan al-Kafirun, kita sedikit dapat menambal keteledorannya di masa mudanya.
4. Shalawat
Di antara adzkar al-jamiah lagi, kata Ibnu ‘Athaillah di dalam kitab Tajul ‘Arus-nya adalah membaca shalawat kepada baginda Nabi besar Muhammad saw. karena apabila kita membaca shalawat sekali saja, Allah akan bershelawat (memberi rahmat) kepada kita 10 kali. Allah memberi rahmat pada kita sesuai dengan kadar rububiyyahnya, sedangkan kita berselawat kepada Nabi saw. atas kadar ubudiyyah kita. Sungguh, sekali saja selawat Allah pada kita dengan kadar rububiyahnya lebih besar daripada seluruh ibadah yang kita lakukan seumur hidup kita.
Semoga kita semua senantiasa diberi taufiq oleh Allah untuk berdzikir mengingat-Nya. Aaamiin.
*) Penulis adalah Ahmad Rifqi Azmi Pengasuh Jamaah Sabtu Sore Masjid Agung Bojonegoro dan Pengasuh Jamaah Ngabar Banjarsari yang juga kolumnis di jagatsembilan.com