Jagatsembilan.com | Bojonegoro – Lonjakan harga kedelai akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) yang mencapai Rp 17.200 per USD pada 7 April 2025, mengancam kelangsungan usaha para pembuat tahu di Bojonegoro. Anggota DPRD Bojonegoro, Lasuri, merespon serius ancaman ini. Selasa (08/04/2025).
Lasuri mendesak pemerintah daerah untuk segera memberikan subsidi harga kedelai dan pendampingan intensif bagi UMKM tahu. “Kenaikan harga kedelai yang signifikan ini harus segera diatasi,” tegas politisi Partai Amanat Nasional ini melalui sambungan aplikasi WhatsApp kepada awak media. Ia menekankan pentingnya bantuan permodalan dan pelatihan manajemen usaha untuk meningkatkan daya saing para pengusaha.
Dampak langsung pelemahan rupiah terhadap pengusaha tahu telah dirasakan Uswatun Hasanah, seorang pengusaha tahu di Desa Sukosewu, Kecamatan Sukosewu. Harga kedelai yang menjadi bahan baku utamanya melonjak dari Rp 8.500 per kilogram menjadi Rp 9.400 per kilogram.
“Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya biaya impor akibat pelemahan rupiah,” ujar Uswatun. Meskipun harga jual tahu di pasaran tetap, peningkatan biaya produksi telah signifikan menekan keuntungan usahanya. “Keuntungan kami semakin menipis,” tambahnya.