jagatsembilan.com | Bojonegoro – Luapan Sungai Bengawan Solo mengakubatkan Milyaran Rupiah. Seperti laporan yang berhasil dihimpun media ini, sebanyak sembilan desa di Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro diperkirakan mengalami kerugian mencapai 5 Milyar rupiah.
Desa Kauman, Luas tanaman tergenang mencapai 180 Ha. Dengan umur 45 sampai dengan 90 Hari Setelah Tanam (HST). Diperkiraan Tafsir Kerugian mencapai Rp. 1.440.000.000.
Desa Lebaksari Luas tanaman tergenang 40 Ha. Dengan umur 70 sampai dengan 90 HST. Perkiraan Tafsir Kerugian : Rp. 320.000.000.
Desa Tanggungan Luas tanaman tergenang 30 Ha. Dengan umur 70 sampai dengan 80 HST. Diperkiraan Tafsir Kerugian mencapai Rp. 240.000.000.
Desa Kalisari Luas tanaman tergenang 40 Ha. Dengan umur 70 sampai dengan 80 HST. Diperkiraan Tafsir Kerugian mencapai Rp. 320.000.000
Desa Gunungsari luas tanaman tergenang 170 Ha. Dengan umur 45 sampai dengan 65 HST. Diperkiraan Tafsir Kerugian mencapai Rp. 1.360.000.000.
Desa Tulungagung luas tanaman tergenang mencapai 70 Ha. Dengan umur 60 sampai dengan 70 HST. Diperkiraan Tafsir Kerugian : Rp. 560.000.000.
Desa Karangdayu luauas tanaman tergenang mencapai 64 Ha. Dengan umur 50 sampai dengan 85 HST. Diperkiraan Tafsir Kerugian mencapai Rp. 512.000.000.
Desa Pomahan luas tanaman tergenang 10 Ha. Dengan umur 80 sampai dengan 90 HST. Diperkiraan Tafsir Kerugian mencapai Rp. 80.000.000.
Desa Bumiayu luas tanaman tergenang mencapai 25 Ha Dengan umur 70 sampai dengan 80 HST. Diperkiraan Tafsir Kerugian mencapai Rp. 200.000.00
Jumlah total luas Tanaman Tergenang mencapai 629 Ha. Dengan umlah perkiraan Tafsir Kerugian mencapai Rp 5.032.000.000.
Ahmad Duwi Frendi Handoko Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama MWCNU Kecamatan Baureno meninjau lokasi luapan sungai.
“Kita langsung laporkan kepada Pengurus MWCNU terkait kejadian ini,” kata Sahabat Frendi sapaan akrabnya. Sabtu (18/02/2023).
Sementara itu drg. Sofan Solikin Sekretaris Cabang LPBINU Bojonegoro menghimbau warga supaya mengurangi aktifitas di seputaran sungai.
“Kita juga selalu meminta Relawan dan Tim SAR LPBINU untuk selalu siaga,” kata dokter Sofan panggilan akrabnya.