Home / Opini / Pendidikan

Kamis, 18 Mei 2023 - 10:30 WIB

Pendidikan Nasional: Antara Ketimpangan dan Cita-Cita

Oleh: Mohammad Budiantoro Fialriyadi

(Mahasiswa Megister Pendidikan Islam Universitas Islam Lamongan)

Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran serta sarana untuk menambah ilmu pengetahuan, dan keterampilan bagi manusia yang kemudian diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan juga sering diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar-mengajar agar potensi yang ada pada dalam diri peserta didik dapat berkembang. Pendidikan juga sering dilakukan di bawah bimbingan orang lain diluar lembaga sekolah, terkadang juga memungkinkan secara otodidak. Setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasakan, atau melakukan sebuah tindakan dapat dianggap sebagai pendidikan.

Menurut Ki Hajar Dewantara, beliau menyatakan bahwa pendidikan adalah sebuah proses menuntun segala kodrat pada peserta didik yang tujuannya adalah agar mereka dapat menjadi anggota masyarakat dan manusia yang bisa mencapai keselamatan serta kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003, disitu dijelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Yang tujuannya adalah agar mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, kepribadian yang baik, keterampilan, serta berakhlak mulia untuk bekal hidup dirinya kelak dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Berdasarkan isi dari apa yang telah disampaikan didalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 menjelaskan, bahwa perkembangan pendidikan yang ada di Negara Indonesia ini tujuannya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, berdasarkan realita ataupun fakta yang terjadi, apakah semua itu sudah terwujud? Berikut fakta sebenarnya tentang pendidikan di Indonesia!

Pengembangan SDM yang Tidak Merata

Kondisi yang dapat kita lihat dalam pengembangan pendidikan di Indonesia yang pertama adalah pengembangan masalah SDM yang tidak merata. Pada intinya dalam dunia pendidikan pasti selalu bergantung pada kualitas SDM-nya baik dari guru yang mengajar maupun siswa yang diajar. Peningkatan SDM di Indonesia masih cenderung berfokus pada Pulau Jawa, dan juga daerah-daerah yang dekat dengan pulau jawa. Hal tersebut didukung dari oleh data BPS, bahwa angka SDM di Pulau Jawa pada tiga tahun terakhir yakni tahun 2020 hingga 2022 rata-rata sekitar 72,55. Di daerah Lampung misalnya angka pengembangan SDM pada tiga tahun terakhir yakni pada tahun 2020 hingga 2022 rata-rata sekitar 70,01 dan di Papua angka pengembangan SDM pada tiga tahun terakhir yakni rata-rata 60,81.

Pendidikan Memprihatinkan di Tanah Timur Papua

Baca Juga  Mantap, Ponpes Miftahul Huda Purworejo Borong Juara dalam Pospenas IX

Di Indonesia khususnya di Pulau Jawa, merupakan pulau yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk pulau-pulau lainnya. Di daerah wilayah timur misalnya papua. Pendidikan anak Sekolah Dasar pada tahun 2022 sekitar 81,99. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama sekitar 66,16 dan Pendidikan Sekolah Atas 39, 01. Bapak Pj Gubenur Papua Barat Paulus Watterpauw mengatakan dalam keterangannya (Jumat, 22/10/2022) sebanyak 68.988 siswa jenjang SD/SMP hingga SMA/SMK di Provinsi Papua Barat dilaporkan putus sekolah. Hal tersebut terjadi salah satu faktor penyebabnya adalah permasalahan ekonomi. Paulus menuturkan, faktor ekonomi dari para orang tua siswa menjadi salah satu penyebab dari tingginya angka putus sekolah di Provinsi Papua Barat tersebut. Bupati dan Walikota pun dihimbau agar segera mencari solusi yang terbaik agar para siswa dapat kembali lagi melanjutkan mengenyam pendidikan.

Fasilitas Pendidikan yang Belum Merata

Pendidikan di Indonesia saat ini memang cukup baik, akan tetapi masih banyak halyang perlu dibenahi. Tidak hanya kelas sosial seperti Perumahan di kota Tanggerang contohnya New Abaya Village, yang berbanding jauh dengan Perumahan di kota-kota kecil lainnya. Begitu pula sekolah atau lembaga pendidikan yang ada di Indonesia sekolah New Zealand School Jakarta misalnya. Sesuai dengan namanya, sekolah ini berlokasi di Jakarta. Sekolah yang telah berdiri sejak tahun 2002 ini menggunakan kurikulum New Zealand Curriculum. Selain itu untuk menunjang pendidikan agar optimal sekolah ini menyediakan beragam fasilitas mulai dari ruang kelas yang bersih, tempat olahraga yang luas, hingga untuk pengembangan seni. Tentunya biaya disekolah tersebut sangatlah mahal hingga mencapai ratusan juta rupiah. Bila dibandingkan dengan sekolah yang ada didaerah bagian timur kondisi fasilitas serta akses pendidikan disana masih jauh dari kata layak. Bahkan kondisi bangunan yang digunakan untuk bersekolah masih tidak layak dan pasokan listrikpun masih terbatas. Hal tersebut juga sebenarnya menjadi salah satu faktor tingginya angka siswa yang tidak sekolah di daerah timur.

Kualitas Tenaga Pengajar yang Belum Mumpuni dan Tidak Merata

Kualitas tenaga pengajar merupakan salah satu faktor utama dalam upaya untuk mendorong kemampuan dan meningkatan kualitas peserta didik untuk menghasilkan anak-anak bangsa yang berkualitas yang nantinya dapat bermanfaat untuk bangsa. Bisa kita bayangkan jika kualitas pendidik yang mengajar saja belum mumpuni atau tidak ditingkatkan dengan baik, maka pasti nanti akan mengalami kesulitan pula dalam meningkatkan kualitas peserta didiknya.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat pada tahun 2021 penduduk Papua yang tidak mempunyai ijazah sekolah pada rentang usia 15 tahun ke atas sejumlah 33,58%. APK pada jenjang SD di Papua menduduki kedudukan paling rendah dengan presentase 94,69%. APK jenjang pendidikan SMP sebanyak 80,66%. APK jenjang pendidikan SMA sebesar 63,81% dan untuk APK pendidikan perguruan tinggi sebesar 20,04%. Rendahnya keikutsertaan masyarakat dalam pendidikan perguruan tinggi mengakibatkan pada sejumlah persoalan, salah satunya yakni aspek ketidakcocokan pola pendidikan dan juga pemahaman masyarakat. Padahal sudah jelas peraturan yang ada didalam UU No. 14 Tahun 2005 yakni menjelaskan bahwa untuk pendidik atau tenaga pengajar paling tidak berpendidikan D-IV atau SI.

Baca Juga  Cari Berkah Ramadhan, PPM SMK Pemuda Taruna Laksanakan Lima Kegiatan

Kesadaran Masyarakat Akan Pendidikan yang Masih Kurang

Terkadang kita tidak sadar bahwa kemajuan teknologi sudah semakin berkembang, sudah semakin canggih. Hal tersebut juga telah merubah pola manusia dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Kita telah beranjak menuju fase masyarakat digital. Perubahan dan konvergensi teknologi yang begitu cepat dan merambah ke berbagai hal seperti sosial, ekonomi dan politik membuat lingkungan aktivitas kita berubah amat cepat dan terjadi dalam skala besar. Hal ini juga memberikan dampak yang sangat besar terhadap dunia pendidikan.

Akan tetapi disisilain dari kondisi pendidikan yang sekarang sudah semakin maju dan teknologi yang semakin canggih, masih banyak masyarakat di Indonesia ini yang kurang sadar akan pentingnya pendidikan. Seperti contoh, banyak sekali orang tua yang ekonominya berkecukupan atau ekonominya menengah kebawah mereka menerapkan kepada anaknya bahwa pendidikan bukanlah suatu hal yang penting, akan tetapi bagaimana ketika anak nanti sudah berusia dewasa bagaimana agar sang anak tadi dapat menghasilkan uang yang sebanyak-banyaknya untuk mencukupi kebutuhan kelurga. Hal inilah yang nantinya dapat menghambat kemajuan pendidikan dan juga minimnya kwalitas SDM di negara Indonesia.

Demikianlah beberapa penjelasan mengenai pandangan dan juga kondisi pendidikan yang sedang terjadi di Indonesia saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman, sebaiknya Indonesia sebagai negara yang luas, negara yang kaya akan sumberdaya alam dan juga negara yang nantinya akan menjadi sebuah negara maju dan siap bersaing dengan negara-negara maju lainnya, hal terpenting yang harus dibenahi adalah harus mampu meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakatnya, kesejahteraan pendidikan yang merata tentu untuk mencapai itu semua harus didukung dengan fasilitas yang mendukung pula agar nantinya negara ini mampu mengolah sumber daya alam yang dimiliki ini sendiri dan dapat mensejahterakan masyarakat.

 

 

 

 

 

Share :

Baca Juga

Headline

Tiga Siswa Madrasah Binaan LP Ma’arif NU Bojonegoro Akan Ikuti KIM Mulai 19 September di Jakarta

Headline

SDN Wotanngare II Bagikan Zakat, LPBINU Bojonegoro Bantu Menyalurkan

Headline

Semarak, Panggung Gembira Abizard Generation Expo & Pasar Murah Ponpes Al-Rosyid

Opini

Konfercab Ansor dan Pilkada 2024: Moratorium, Politik, dan Ngopi Santai

Headline

Ganjar Maju Meneruskan Perjuangan Jokowi! 

Headline

Penuhi Permintaan, Dr. Saproni Sangadi Hadir di UPN Veteran sebagai Nara Sumber

Headline

Sukses, Para Dai Mahasiswa UAS Jember Bangun Sumur untuk Masjid dan Rumah Warga di Jambi

Headline

Terkait Viralnya Unggahan Wisuda Hanya Untuk Sarjana, Berikut Tanggapan DPRD Bojonegoro
error: Content is protected !!