JagatSembilan.com | Bojonegoro – Saat ini adalah massa panen tembakau. Ada yang dijual basah ada juga yang dijual kering dan berbentuk rajangan. Seperti usaha yang dilakukan oleh Zaenal Arifin, warga RT 06 RW. 02 Desa Bakulan, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro.
Bertempat di halaman rumahnya, nampak kesibukan enam orang yang membantu usaha perajangan tembakau dan pengeringan milik Zaenal Arifin. Awak media JagatSembilan.com melihat kesibukan itu.
Zaenal Arifin menggunakan mesin untuk merajang tembakau. Mesin itu diawaki oleh dua orang yang memasukkan daun tembakau kedalam mesin perajang. Setelah keluar berupa rajangan, kemudian dihamparkan rapi dan rata di terpal plastik.
Setelah itu, tembakau itu disemprot dengan air. Hal itu untuk pembasahan. Setelah disemprot air, ditaburkan gula pasir di atasnya. Selesai penaburan gula pasir, disemprot kembali dengan air.
Kemudian tembakau ditata rapi diatas widik atau anyaman bambu yang berbentuk seperti papan besar. Dalam satu hari memproduksi 5 sampai 6 kwintal daun yang dirajang. Untuk pengeringannya membutuhkan waktu dua hari.
Ditanya dalam kesibukannya Zaenal Arifin menjelaskan, hasil dari perajangan dan pengeringan tembakau itu di jual pada pengusaha di Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
“Pada tahun 2023 ini saya sudah menjual kurang lebih 20 ton tembakau kering ke Magelang,” terang Kang Zaenal sapaan akrabnya. Senin (11/09/2023).
Kang Zaenal juga mengungkapkan, selain sebagai pengusaha perajangan Tembakau dan Pengeringan, dirinya juga membeli tembakau kering dari pengusaha yang sama caranya dengannya.
“Saya membeli 40 ribu perkilogram tembakau kering, ada yang dari warga desa sini saja ada yang dari Kecamatan lain. Seperti Kecamatan Ngasem, Kecamatan Ngambon dan Kecamatan lain,” tambahnya.
Kang Zaenal juga mengungkapkan, Harga beli tembakau basah yang berkualitas 4500 sampai 5000 rupiah. Pada kesempatan itu Pak Zaenal juga menceritakan, untuk gula yang dipakainya itu perkwintal tembakau basah mencapai lima sampai enam kilogram.
Sementara itu Edi Wijaya Direktur BMT NU Bojonegoro yang kebetulan bertetangga dengan Kang Zaenal mengatakan, Kang Zaenal adalah sosok maestro dalam industri perajangan dan pengeringan tembakau.
“Sebelum dimulai Kang Zaenal, bisa dikatakan kurang usaha seperti ini,” kata Pak Edi sapaan akrabnya.
Pak Edi juga menambahkan, sekarang ada puluhan pengusaha sejenis itu yang diawali oleh Kang Zaenal.