Home / Headline / Keagamaan

Kamis, 14 September 2023 - 10:51 WIB

Dalil Yang Memperbolehkan Berkumpul Di Rumah Duka Dengan Hidangan

Oleh : KH. Ma’ruf Khozin (Ketua Aswaja Center PW NU Jatim)

Dari dulu selalu muncul bergantian ustaz-ustaz yang menyebarkan syubhat larangan Tahlilan, caranya selalu menggunakan pendapat Mazhab Syafi’i karena memang warga NU yang mengamalkan Tahlilan adalah bermazhab Syafi’i.

Betul ada pendapat Makruh, boleh jadi haram jika menggunakan harta warisan anak yatim. Tapi sayangnya ustaz-ustaz tersebut tidak banyak penguasaan kitab-kitab Mazhab Syafi’i. Pendapat yang membolehkan tidak pernah disampaikan. Padahal warga NU mengikuti pendapat yang boleh.

Soal Berkumpul Di Rumah Duka

Kebanyakan kitab-kitab Syafi’iyah menghukumi Makruh. Kadang dengan istilah Bidah Madzmumah, dengan mencantumkan riwayat Sahabat Jarir bin Abdullah. Tapi jangan lupa ada pula Sahabat yang berkumpul di rumah duka, ternyata oleh Siti Aisyah malah disuguhi makanan:

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا كَانَتْ إِذَا مَاتَ الْمَيِّتُ مِنْ أَهْلِهَا فَاجْتَمَعَ لِذَلِكَ النِّسَاءُ ثمَّ تَفَرَّقْنَ إِلاَّ أَهْلَهَا وَخَاصَّتَهَا أَمَرَتْ بِبُرْمَةٍ مِنْ تَلْبِيْنَةٍ فَطُبِخَتْ ثُمَّ صُنِعَ ثَرِيْدٌ فَصُبَّتِ التَّلْبِيْنَةُ عَلَيْهَا ثُمَّ قَالَتْ كُلْنَ مِنْهَا فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ التَّلْبِيْنَةُ مَجَمَّةٌ لِفُؤَادِ الْمَرِيْضِ تَذْهَبُ بِبَعْضِ الْحُزْنِ

“Diriwayatkan bahwa ketika keluarga Aisyah ada yang wafat maka wanita-wanita berkumpul, kemudian mereka pulang kecuali keluarga dan orang- tertentu. Aisyah memerintahkan untuk memasak semacam makanan adonan yang disebut Talbinah. Aisyah berkata: Makanlah! Karena saya mendengar Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Talbinah dapat memperteguh hati orang yang sakit dan dapat menghilangkan sebagian kesusahannya” (HR al-Bukhari No 5417, No 5689 dan Muslim No 2216)

Baca Juga  Peringati Satu Abad NU, Pengurus Ranting NU Kandangan & Banomnya Rencanakan 3 Kegiatan

Andaikan berkumpul di rumah duka adalah keharaman sudah pasti akan disuruh pulang semua oleh Sayidah Aisyah. Nyatanya masih ada yang berkumpul di rumah keluarga beliau.

Fatwa Ulama Timur Tengah, Syekh Muhammad Ali bin Husain

Apa yang menjadi tradisi di Indonesia khususnya Jawa sudah ada fatwa yang membolehkan:

ِعْلَمْ اَنَّ الْجَاوِيِّيْنَ غَالِبًا اِذَا مَاتَ اَحَدُهُمْ جَاؤُوْا اِلَى اَهْلِهِ بِنَحْوِ اْلاَرُزِّ نَيِّئًا ثُمَّ طَبَّخُوْهُ بَعْدَ التَّمْلِيْكِ وَقَدَّمُوْهُ ِلاَهْلِهِ وَلِلْحَاضِرِيْنَ عَمَلاً بِخَبَرِ “اصْنَعُوْا ِلاَلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا” وَطَمَعًا فِي ثَوَابِ مَا فِي السُّؤَالِ بَلْ وَرَجَاءَ ثَوَابِ اْلاِطْعَامِ لِلْمَيِّتِ عَلَى اَنَّ اْلعَلاَّمَةَ الشَّرْقَاوِيَ قَالَ فِي شَرْحِ تَجْرِيْدِ الْبُخَارِي مَا نَصُّهُ وَالصَّحِيْحُ اَنَّ سُؤَالَ الْقَبْرِ مَرَّةٌ وَاحِدَةٌ وَقِيْلَ يُفْتَنُ الْمُؤْمِنُ سَبْعًا وَالْكَافِرُ اَرْبَعِيْنَ صَبَاحًا وَمِنْ ثَمَّ كَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ اَنْ يُطْعَمَ عَنِ الْمُؤْمِنِ سَبْعَةَ اَيَّامٍ مِنْ دَفْنِهِ اهــ بِحُرُوْفِهِ (بلوغ الامنية بفتاوى النوازل العصرية مع انارة الدجى شرح نظم تنوير الحجا 215-219)

“Ketahuilah, pada umumnya orang-orang Jawa jika diantara mereka ada yang meninggal, maka mereka datang pada keluarganya dengan membawa beras mentah, kemudian memasaknya setelah proses serah terima, dan dihidangkan untuk keluarga dan para pelayat, untuk mengamalkan hadis: ‘Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far’ dan untuk mengharap pahala sebagaimana dalam pertanyaan (pahala tahlil untuk mayit), bahkan pahala sedekah untuk mayit. Hal ini berdasarkan pendapat Syaikh al-Syarqawi dalam syarah kitab Tajrid al-Bukhari yang berbunyi: Pendapat yang sahih bahwa pertanyaan dalam kubur hanya satu kali. Ada pendapat lain bahwa orang mukmin mendapat ujian di kuburnya selama 7 hari dan orang kafir selama 40 hari tiap pagi. Oleh karenanya para ulama terdahulu menganjurkan memberi makan untuk orang mukmin selama 7 hari setelah pemakaman” (Bulugh al-Amniyah dalam kitab Inarat al-Duja 215-219)

Baca Juga  Di Rutinan Ahad Kliwon LDNU, LPBINU dan LDNU serta JRA Bojonegoro Peringati HSN dan Maulid Nabi

Bersedekah Saat Tahlilan.

Pendiri NU, Hadratusy Syekh Hasyim Asy’ari menulis di dalam kitab beliau:

فَإِذَا عَرَفْتَ مَا ذُكِرَ تَعْلَمُ أَنَّ مَا قِيْلَ أَنَّهُ بِدْعَةٌ كَاتِّخَاذِ السَّبْحَةِ وَالتَّلَفُّظِ بِالنِّيَةِ وَالتَّهْلِيْلِ عِنْدَ التَّصَدُّقِ عَنِ الْمَيِّتِ مَعَ عَدَمِ الْمَانِعِ عَنْهُ وَزِيَارَةِ الْقُبُوْرِ وَنَحْوِ ذَلِكَ لَيْسَ بِبِدْعَةٍ (رسالة أهل السنة والجماعة صـ 8)

“Jika anda mengetahui apa yang telah disebutkan (tentang 5 macam Bid’ah), maka anda akan mengetahui tentang tuduhan “Ini adalah bid’ah”, seperti menggunakan tasbih, mengucapkan niat, tahlil ketika sedekah untuk mayit dengan menghindari hal- yang dilarang, ziarah kubur dan sebagainya, bukanlah bid’ah.” (Risalah Ahlisunnah wal Jamaah hal. 8)

Share :

Baca Juga

Headline

Kades Punggur ditahan Kejari Bojonegoro Dugaan Korupsi Keuangan Desa

Headline

Perkuat Soliditas, Kodim 0813 Bojonegoro Gelar Cangkrukan Bersama Awak Media

Headline

Mochlisin Andi Irawan Camat Bojonegoro, Gelar Pelatihan Pembuatan Minuman Herbal

Headline

Upacara Peringatan Hari Pramuka dan Penutupan Jambore Ranting Kalitidu, RS Muslimat NU Muna Anggita Bantu Kawal

Headline

Di Pra Konfercab XX Ansor Bojonegoro, Hasan Bisri : PP GP Ansor Moratorium Konfercab

Ekonomi & Bisnis

Dapat Dukungan dari Distributor dan Kios Resmi Pupuk, Wahono-Nurul Nyatakan akan Perluas Pupuk Bersubsidi

Headline

Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah Laksanakan Haflah Akhir Sanah

Headline

Jelang Dimulai Liga Dua, Persibo Bojonegoro Gelar Koordinasi dengan RS Muslimat NU Muna Anggita