JagatSembilan.com | Bojonegoro – Fenomena pembacaan sholawat dengan diiringi grop hadroh marak dilakukan oleh umat muslim. Hal itu bahkan dilakukan oleh institusi resmi mulai tingkat desa bahkan sama nasional. Tak jarang juga dilakukan oleh korporasi-korporasi yang ada di Indonesia.
Dari acara pembacaan sholawat itu kadang pihak panitia atau pihak lain juga menyiapkan hadiah. Bisa berupa makanan, atau hal lain yang sangat menarik bagi jamaah.
Dengan hadiah kemudian muncul masalah baru atau perdebatan di kalangan pemerhati. Karena hadiah itu juga diberikan saat pembacaan mahallul qiyam sholawatan itu. Akhirnya menjadi keributan saat acara sholawatan berlangsung. Kemudian muncul pertanyaan,
Bagaimana hukumnya menyiapkan hadiah dan berebut hadiah di mahallul qiyam acara sholawatan?
Jawabannya ada beberapa.
– Mubah atau boleh. Hukum ini niat awalnya mencari berkah dengan memberi hadiah acara sholawatan. Yang penting tidak menggangu saat acara pembacaan sholawat kepada Nabi.
– Sunah. Karena hadiah itu juga pernah dicontohkan nabi.
– Makruh jika pemberian hadiah berpotensi menimbulkan permasalahan. Contohnya :
• Menimbulkan keributan karena rebutan.
• Terjadi kontak fisik antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dan lainnya yang bersifat permasalahan.
• Mengganggu kekhusuan sehingga hilangnya tata krama saat sholawatan.
Jawaban itu didapat saat acara Bahtsul Masail oleh Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) PC NU Bojonegoro hari ini, Sabtu, (16/12/2023). Acara itu sendiri dilalsanakan di Pondok Pesantren Abu Dzarrin Desa Sumbertlaseh Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
Kegiatan itu hadir sebagai Musohih ada KH. Asfiror, KH. Harsono, KH. Asrofi, Kyai Ma’ruf Fattah, KH. Syaifuddin Zuhri, KH. Hanif Nor dan KH. Hilmi Al Jumadi. Semua Musohih itu dari jajaran Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Bojonegoro.
Sementara itu untuk Tim Perumus ada Gus Fahrur Rozi, Kyai Ahmadi Ilyas, Gus Ahmad Syafiq, Gus Rifki, Gus Irfiq Murtadlo dan Kyai Kholidin serta Gus Ihsan. Sementara pada moderator diisi oleh Gus Siroj Munir.
Acara itu sendiri diikuti oleh puluhan delegasi pesantren di Kabupaten Bojonegoro, juga ada perwakilan Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama tingkat MWC NU se Kabupaten Bojonegoro.
Dalam acara itu kadang juga ada panas saat peserta bersikukuh dengan ibarot-ibarot atau dalil dari berbagai kitab. Khas acara NU juga kadang juga celetukan guyon segar muncul.