Home / Ekonomi & Bisnis / Headline / Industri / Peristiwa

Jumat, 7 April 2023 - 03:14 WIB

Jokowi Tanam Padi di Tuban, Inginkan Maksimalnya Pemakaian Pupuk Organik

jagatsembilan.com | Tuban – Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur serta Pemerintah Kabupaten Tuban melakukan tanam padi serentak di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Kamis (06/04/2024).

Adapun varietas padi yang ditanam adalah padi Varietas Inpari (Inbrida Padi Sawah Irigasi) 32 dengan provitas rata-rata mencapai 7,2 ton/ha. Padi jenis ini memiliki sejumlah keunggulan, yaitu jumlah produksinya lebih tinggi dibanding varietas lain. Tidak hanya itu, varietas ini juga tahan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri (HDB) atau penyakit kresek pada padi.

Dalam kunjungannya itu, Kepala Negara didampingi Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky dan beberapa rombongan lainnya turut membaur bersama petani untuk melakukan tanam padi serentak.

Ia menambahkan, pemakaian pupuk organik tersebut telah dipakai selama 3 tahun terakhir ini di area kurang lebih seluas 1.000 hektare.

“Semuanya organik dan biaya untuk pupuknya yang biasanya mencapai Rp 5 juta hingga Rp 6 juta per hektare, di sini cukup hemat hanya Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu per hektare,” Jelas Presiden ke-7 RI itu.

Menurut Jokowi, jika hal ini mampu dikembangkan di daerah lain, seperti yang dilakukan SPI, maka dipastikan akan mengurangi cost atau biaya yang harus dikeluarkan petani dan tidak tergantung dengan pupuk-pupuk kimia.

“Sehingga, jangan sampai ada keluhan pupuknya sulit. Memang semua negara urusan pupuk memang sulit, tetapi ada pilihan-pilihan seperti yang dimulai oleh SPI, saya kira ini bagus sekali,” terang presiden yang menjabat sejak 2014 itu.

Memang saat awal panen, sambung presiden, menurun sedikit, tetapi selanjutnya terus meningkat.

Jokowi juga menyinggung soal perbaikan lingkungan. Ekosistem yang ada di sini, katanya, menjadi tumbuh kembali. Ia menyebutkan, seperti cacing, belut, dan katak. Artinya ekologinya mulai baik.

“Pemerintah akan terus mendorong dan memperbaiki lagi,” timpalnya.

Presiden mengaku juga telah memerintahkan dan mendorong Mentan RI untuk dikembangkan di provinsi lain, kabupaten/kota lain, bukan hanya di Jawa Timur.

Baca Juga  SMRC: Calon Wakil Presiden Tidak Membantu Elektabilitas Calon Presiden

“Tapi problemnya petani paling tidak 1 keluarga harus memiliki 2 ekor sapi, kalau di sini sudah, tapi daerah lain tugasnya Mentan RI mencukupi itu,” harap presiden.

Sehingga, ia berharap, ke depan sudah tercukupi dan dapat membuat pupuk organik sendiri.

“Saya juga senang harga gabah petani dibanding tahun lalu meningkat jauh lebih baik, sehingga petani mestinya senang,” ujarnya.

Dari datanya, harga gabah petani saat ini mencapai Rp 5.700 per kilogram, dibanding tahun lalu hanya sekitar Rp 4.000 per kilogram.

Di kesempatan ini, Gubernur Khofifah mengatakan bahwa lokasi tanam padi ini sengaja dipilih lantaran Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban ini memiliki indeks pertanaman (IP) 3.

Di bulan ini, di Desa Senori diproyeksikan akan ditanam padi di lahan seluas 314 ha. Di mana, pada bulan April sasaran tanam padi di Kabupaten Tuban diperkirakan seluas 8.104 ha, sedangkan di bulan Mei diperkirakan seluas 5.833 ha.

“Kami di Jatim berkomitmen untuk terus melakukan percepatan masa tanam padi. Hal ini penting dilakukan mengingat saat ini merupakan masa setelah panen raya,” kata Khofifah melalui siaran persnya.

Tidak hanya itu, mantan Menteri Sosial ini juga menegaskan bahwa saat ini mulai masuk akhir musim penghujan, dan awal musim kemarau. Di mana ketersediaan air masih melimpah, sehingga bisa memaksimalkan produksi panen.

“Musim hujan membuat ketersediaan air cukup tinggi sehingga menjadi waktu yang tepat untuk proses penanaman tanaman padi. Mohon ada percepatan masa tanam mumpung masih melimpah air, mumpung masih musim hujan, pasti akan berdampak pada produksi total dari padi kita,” katanya.

Khofifah mengatakan, percepatan masa tanam ini penting dilakukan terutama setelah masa panen. Di mana panen raya padi di Jawa Timur dimulai bulan Februari dan puncaknya di Bulan Maret – April 2023, sehingga saat ini telah dimulai musim tanam padi.

Sebagai informasi, realisasi tanam MT Oktober 2022 – Maret 2023 di Jawa Timur mencapai 1.254.897 Ha dan sasaran untuk musim tanam April – September 2023 seluas 817.353 ha.

Baca Juga  Peserta Resepsi Satu Abad NU dihimbau Koordinasi dengan Polres Untuk Pemberangkatan

“Percepatan tanam ini tentunya memanfaatkan kondisi curah hujan yang masih ada dengan menggerakkan alat mesin olah tanah dan tanam. Hal ini menjadi penting apalagi di saat-saat kita masih mendapat air hujan, karena ketika masuk musim kemarau tentunya akan ada penurunan debit air untuk irigasi,” urainya.

Berdasarkan informasi iklim dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso Malang, LA NINA masih berlangsung namun berangsur menuju fase netral dan pada semester II berangsur menuju kondisi EL NINO dengan peluang 50-60 persen. Awal musim kemarau diperkirakan terjadi pada awal bulan April 2023 (Dasarian I) dan puncak musim kemarau diperkirakan pada bulan Agustus 2023.

“Berdasarkan data dari BMKG ini, maka mohon kepada bupati/walikota yang daerahnya menjadi lumbung pangan untuk melakukan panen air hujan dan mengisi waduk/embung/danau untuk mengantisipasi dampak musim kemarau serta antisipatif terhadap pergeseran awal masa tanam,” katanya.

Sebagai informasi, berdasarkan data BPS, produksi gabah dan beras Jatim tahun 2022 capaiannya tertinggi di Indonesia. Yang diiringi dengan NTP dengan indeks di atas 100, yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani/produsen pangan.

Sebagai provinsi pusat penghasil padi terbesar dengan luas potensi panen s.d April 2023 mencapai 828,72 ribu ha, Jatim mempunyai peran vital dalam menjaga ketersediaan pangan nasional.

“Produktivitas beras Jatim sangat diandalkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan warga Jatim saja, tapi juga beras Jatim diandalkan untuk memenuhi atau menyuplai kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia Bagian Timur,” katanya.

Kabupaten Tuban sendiri termasuk lima besar produsen padi terbesar di Jawa Timur, di mana tahun 2022 memiliki luas panen sebesar 85.288 ha dan produksi padi sebesar 498.939 ton GKG atau setara beras 288.097 ton beras.

Produktivitas padi rata-rata di Tuban sebesar 5,85 ton /ha di atas rata-rata produktivitas padi Jawa Timur yang sebesar 5,63 ton/ha. Pada saat ini rata-rata harga Gabah Kering Panen di Kabupaten Tuban sebesar Rp 5.200,-; Gabah Kering Giling sebesar Rp 6.400 dan harga beras Medium Rp 10.500.

Share :

Baca Juga

Headline

Polres Bojonegoro Kerahkan Personel Amankan Halal Bihalal Perguruan Silat

Headline

Terus bertambah, Giliran Komunitas Pesilat Sekar Beri Dukungan Wahono – Nurul

Headline

Krisis Lingkungan Hidup di Kabupaten Bojonegoro: Seruan untuk Aksi Nyata

Headline

Wakil Bupati Bojonegoro Ajak Sejumlah OPD Belajar Inovasi dan Strategi dari Pemkot Surabaya

Headline

Polres Bojonegoro Kembali Salurkan Bantuan, Kali Ini di Desa Ngulanan

Headline

Refleksi Hari Santri: Dari Masa ke Masa

Headline

Keutamaan Sholat Tarawih Malam ke-7

Headline

Secara Aklamasi, M. Sabilul Muttaqin terpilih Sebagai Ketua PAC GP Ansor Temayang
error: Content is protected !!