JagatSembilan.com | Bojonegoro – Kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan terus digaungkan oleh berbagai kalangan masyarakat. Hal itu karena banyaknya lingkungan yang sudah rusak.
Guna menggaungkan pelestarian lingkungan, diskusi daring dilaksanakan oleh ISNU Bojonegoro Kemarin, Jumat (09/05/2025) yang melibatkan tokoh-tokoh lokal menyoroti urgensi menjaga ekosistem hutan sebagai upaya menanam harapan untuk masa depan yang berkelanjutan.
Prawoto, Seksi Dakwah ISNU Bojonegoro, membuka dialog dengan menekankan bahwa menanam pohon bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan bentuk kesadaran spiritual.
“Ketika hutan gundul, bukan hanya pohon yang hilang, tetapi juga harapan,” terang Prawoto.
Prawoto menginisiasi gerakan ‘sedekah pohon’ sebagai wujud nyata kontribusi masyarakat dalam menjaga kelestarian alam.
Agus Rian, pegiat lingkungan dari Desa Krondonan, mengungkapkan bahwa desanya merupakan wilayah vital karena menjadi hulu bagi dua aliran sungai, Kali Gondang dan Pacal. Namun, ia mengkhawatirkan penurunan debit air yang terjadi, terutama saat musim kemarau dengan suhu mencapai 40°C.
Menurut Agus Rian, pola tanam bawang merah yang membutuhkan banyak air telah memicu konflik lokal terkait distribusi air. Ia mengusulkan gerakan ‘tiga orang satu pohon’ sebagai langkah mitigasi krisis air dan pelestarian lingkungan.
Sholihin, peserta lain dalam diskusi, menyoroti keterkaitan antara ajaran Islam dan pelestarian alam. Mengutip pernyataan Menteri Nusron Wahid tentang pentingnya penelitian terkait tanah, Sholihin menjelaskan bahwa Al-Qur’an memuat sekitar 483 ayat yang berkaitan dengan tanah.
Sholihin menekankan bahwa simbol-simbol alam dalam Al-Qur’an, seperti sungai dan pohon, menggambarkan kebahagiaan dan kesejahteraan, sehingga menjaga alam merupakan bagian dari ibadah.
Diskusi ini menegaskan bahwa pelestarian hutan dan lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat. Melalui gerakan menanam pohon dan kesadaran akan pentingnya menjaga alam, diharapkan Bojonegoro Selatan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pelestarian lingkungan.