Home / Headline / Kesehatan

Sabtu, 27 Mei 2023 - 17:49 WIB

Obesitas Pada Balita, Baikkah? Lantas apa yang Harus Dilakukan? 

Oleh : Asyifa Hasna Elfaza

Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya

Sebagian masyarakat menganggap bahwa semakin gemuk seorang balita, maka akan semakin lucu. APAKAH kalian tahu bahwa tren tersebut mengancam kesehatan balita?

Kasus kegemukan yang terjadi pada balita justru membuat mereka diintai beragam macam penyakit di kemudian hari. Periode 1000 hari pertama kehidupan window of 1 opportunities atau periode emas merupakan masa janin sampai anak usia dua tahun terjadi suatu proses tumbuh kembang dibanding kelompok usia lain.

Status gizi yang buruk dapat menghambat tumbuh kembang balita dalam usia tersebut. Tidak hanya status gizi buruk namun kondisi metabolik, seperti obesitas atau kegemukan juga dapat menghambat tumbuh kembang balita serta memicu berbagai macam penyakit seperti kardiovaskular disease, diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, hiperlipidemia, sleep apnea, asma, gangguan muskuloskeletal, dan masalah psikologi seperti depresi.

Meskipun di Indonesia prevalensi obesitas pada balita mulai mengalami penurunan dari tahun ke tahun, namun angka tersebut masih cukup tinggi bila dibandingkan dengan kasus gizi buruk. Tingginya prevalensi obesitas pada balita dan tren ‘bayi gemuk menggemaskan’ juga diikuti dengan rendahnya pengetahuan Ibu tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (Mpasi), hal ini ditunjukan dengan data bahwa orang tua yang obesitas cenderung memiliki anak yang obesitas dengan prevalensi 67,8%.

Disisi lain, Mpasi yang menjadi asupan nutrisi balita pendamping ASI menjadi masalah pada balita yang menderita obesitas, kandungan dan komposisi pada Mpasi berpengaruh pada kondisi obesitas pada balita sehingga kandungan dan komposisi Mpasi pada balita obesitas harus lebih diperhatikan kembali agar prognosis pasien yang berlebihan dan berisiko tinggi terhadap penyakit tidak menular (PTM).

Permasalahan obesitas pada balita dapat ditangani dengan pemberian asupan nutrisi yang tepat melalui media Mpasi, keseimbangan komposisi dan kandungan pada Mpasi yang seimbang bagi balita dapat memperbaiki kondisi metabolik guna mendapatkan prognosis yang baik.

Baca Juga  Kodim Bojonegoro gelar Halal Bihalal dan Jam Komandan

Salah satu bahan yang dapat digunakan untuk Mpasi pada balita dengan obesitas adalah Umbi Porang (Iles-iles) yang memiliki kandungan nutrisi tinggi. Umbi porang atau iles-iles (Amorphophallus spp.) memiliki keanekaragaman dan kuantitas yang tinggi di Indonesia dengan 24 dari 200 pengemulsi, dan penstabil dalam industri pangan.

Sebagai sumber pangan fungsional, glukomanan dalam umbi porang memiliki peran dalam mengontrol kadar lipida dan gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2, menanggani obesitas, mencegah dan menjadi lebih baik.

Dalam penanganan kasus obesitas menggunakan umbi iles-iles.. Tingginya glukomanan pada iles-iles digunakan sebagai bahan pengental dan pembentuk gel. Iles-iles juga memiliki kandungan utama, lainnya yaitu konjak glukomanan (KGM).

Umbi porang dibahas dalam sebuah tinjauan studi yang mengevaluasi efek dari KGM pada berat badan dan BMI/IMT (body mass index/indeks massa tubuh) pada balita, hasil studi menunjukkan bahwa KGM yang dikomsumsi dalam waktu jangka pendek dapat membantu menurunkan berat badan balita dengan mekanisme kerja dari KGM dengan memberikan rasa kenyang karena menunda pengosongan lambung yang disebabkan oleh massa gel kental yang terbentuk di perut.

Pengolahan umbi porang untuk Mpasi dapat diwujudkan dengan menjadikan umbi porang menjadi tepung. Metode dimulai dengan bahan baku berupa tepung umbi porang hasil fermentasi dikeringkan 70 C selama 1 hari. Hasil fermentasi tepung porang ditambah dengan bubuk bubur instan beras merah dan atau kacang hijau, per 100 g bubur bayi mengandung bahan tambahan, yaitu 1 g garam, 8 g gula, 7 g minyak nabati, 14 g susu skim, selanjutnya campuran diaduk hingga homogen dan diberi air hingga membentuk tekstur bubuk.

Selanjutnya, tahap fermentasi dilakukan dengan mencampurkan 270 g tepung porang yang sudah disterilisasi menggunakan Aspergillus niger 230 ml hingga homogen, campuran itu kemudian diinkubasi 37oC di cawan petri selama 3 dan 5 hari, setelahnya dikeringkan lalu digiling. Dibutuhkan durasi tepat untuk melakukan fermentasi tepung umbi porang agar didapatkan tekstur makanan balita yang sesuai.

Baca Juga  Program 10.000 Kitab Suci Se Jatim, Polres Bojonegoro Salurkan Kepada Umat Beragama

Sehingga penggunaan tepung umbi porang fermentasi sebagai Mpasi pada balita obesitas sesuai dengan kandungan umbi porang yang tinggi mineral dan rendah antinutrien. Dalam menanggulangi obesitas, balita tentu tidak disarankan untuk melakukan diet ketat dengan tujuan penurunan berat badan karena masih dalam masa tumbuh kembang yang membutuhkan nutrisi tinggi.

Disarankan balita dengan obesitas tetap diberi ASI eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan dengan Mpasi, campuran tepung umbi porang fermentasi dengan bubuk bubur instan dapat menjadi pilihan untuk Mpasi pada balita obesitas. Karena potensi umbi porang dalam memperlambat proses pencernaan, terutama pada saluran pencernaan bagian bawah, yang berdampak pada lambatnya proses absorpsi dan mengakibatkan lamanya rasa kenyang.

Sehingga dapat menjadi solusi untuk campuran Mpasi pada balita dengan obesitas.Indonesia sendiri merupakan negara dengan prevalensi balita obesitas yang tinggi, nilai ini diikuti dengan tren salah berupa ‘bayi gemuk menggemaskan’ serta rendahnya pengetahuan Ibu berkaitan dengan penanganan balita obesitas.

Namun, solusi penanganan balita obesitas dapat dilakukan melalui media Mpasi, Mpasi dengan kandungan dan komposisi yang tepat dapat menjadi solusi bagi masalah obesitas pada balita. Umbi porang/iles-iles dalam bentuk tepung fermentasi dapat digunakan sebagai bahan baku Mpasi untuk balita obesitas karena potensi umbi porang menyebabkan balita kenyang lebih lama namun memiliki nilai kalori serta nutrisi yang tinggi.

Share :

Baca Juga

Ekonomi & Bisnis

Didampingi Ketua Paguyuban Gapoktan, Nurul Azizah Paslon 02 Bojonegoro Kunjungi Kebun Melon

Headline

Rapat Konsolidasi Menangkan Wahono-Nurul DPC Partai Gerindra Bojonegoro Hadirkan 2000 Pengurus

Headline

Belum Dapat Tanggapan, Warga Kembali Somasi DPRD Bojonegoro

Headline

Diikuti Dua Ribu Peserta, Kapas Night Carnival II 2024 Berlangsung Meriah

Headline

Bawaslu Bojonegoro Dianggap Offside Melampaui Kewenangan terkait Dugaan Pelanggaran Netralitas Kades

Headline

Bersama Ketua MUI, Nurul Azizah Tinjau Mushola Roboh Dampak Banjir Bojonegoro

Headline

Head to head, Elektabilitas Wahono-Nurul 81 Persen dan Teguh-Farida 8,5 Persen

Headline

Ingin Punya Pemimpin Asli Bojonegoro, Warga Sidorejo Dungo Bareng untuk Wahono – Nurul