JagatSembilan.com | Bojonegoro – RM. Aflakha Mangkunegara pelantun Jagat Sholawat Mangkunegara bercerita tentang kisah nelayan yang gemar membaca Sholawat. Gus Afa sapaan akrabnya menceritakan kisah nelayan itu pada acara Gema Sholawat di Halaman SDN Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro hari Senin (19/06/2023).
Menurut Gus Afa dulu ada seorang nelayan yang gemar membaca Sholawat dengan bacaan Shollu ala Muhammad.
Suatu ketika nelayan itu asik di pinggir pantai, tiba-tiba ada orang yang pintar ilmu agama akan menyeberangi laut dengan menggunakan kapal. Orang pintar itu mendengar bacaan nelayan itu. Maka ditegurlah nelayan tua itu dengan halus.
“Wahai nelayan Sholawat yang engkau baca itu keliru, bukan Shollu, tapi Sholli yang benar,” kata orang itu dengan yakinnya.
Nelayan itu tidak menanggapi teguran itu dengan marah, malah dengan tersenyum, nelayan itu berterima kasih kepada orang itu. Karena telah menasihatinya. Maka orang itu pun pergi dengan kapal besar yang di tumpanginya.
Setelah beberapa saat apa yang terjadi, setelah orang pintar itu pergi, nelayan itu lupa dengan apa yang orang katakan, “Yang bener Shollu atau Sholli ya?” tanya nelayan dalam hati.
Nelayan tua itupun mengejar ustadz tadi yang sudah berada di lautan lepas sambil berteriak teriak ia memanggil – manggil.
“Ustadz, Ustadz, yang benar Shollu atau Sholli ya, Saya Lupaaa Ustaaaadz!?,” teriak Nelayan itu dengan sungguh-sungguh.
Nelayan itu tidak menyadari, bahwa dirinya mengejar dengan berjalan serta berlari di atas air.
Melihat itu orang pintar itu tercengang melihat kebesaran Allah SWT dan Kedahsyatan Sholawat, atas kekasih Allah yang diberikan kepada nelayan itu.
Akhirnya orang itu menjawab, “Buat engkau mau Shollu atau Sholli bebas Pak, Maqom Engkau jauh lebih tinggi dari kami semua, Maafkan kata – kata kami,” kata orang yang coba menasehati nelayan itu dengan malu.
Gus Afa mengajak semua yang hadir dalam acara untuk rajin bersholawat. Nyatanya walau kurang benar Sholawat juga bisa muncul keajaibannya. Seperti yang dialami oleh nelayan itu.
Gus Afa menghimbau pada saat Sholawatan jangan berpikir siapa yang sedang Sholawatan. Tapi lihatlah siapa yang disholawati.