Home / Komunitas / Opini

Kamis, 24 April 2025 - 20:29 WIB

Ansor 91Tahun : Satu Barisan Jaga Pangan Negeri

Oleh: Choirul Anam

Purwokerto, kota kecil yang sejuk di kaki Gunung Slamet itu, mendadak bergemuruh. Bukan karena letusan gunung atau konser musik, tapi karena semangat luar biasa dari ribuan kader muda Nahdlatul Ulama yang berkumpul di Gelora Satria. Tanggal 24 April 2025 menjadi penanda sejarah baru: puncak peringatan Hari Lahir ke-91 Gerakan Pemuda Ansor, dengan satu tema besar yang menggugah: Satu Barisan Membangun Negeri.

Tak tanggung-tanggung, sebanyak 100.000 anggota Banser—Barisan Ansor Serbaguna—dikukuhkan sebagai Patriot Ketahanan Pangan. Mereka bukan hanya pasukan pengamanan atau penjaga nilai-nilai kebangsaan, tapi kini tampil sebagai garda depan penjaga perut rakyat. Sebab negeri ini, sebesar dan sekaya apa pun, tetap rapuh bila perut rakyatnya keroncongan.

Banser dan Semangat Membumi

Sudah sejak lama Banser dikenal sebagai pasukan yang setia mengawal ulama, menjaga rumah ibadah, dan berdiri di barisan paling depan saat negara diguncang intoleransi. Tapi pada harlah ke-91 ini, Banser tak hanya bicara soal keamanan ideologis, melainkan juga pangan—hal yang sangat mendasar namun sering luput dari perhatian anak muda.

Ketika sebagian anak muda sibuk membangun personal branding di media sosial, Banser memilih turun ke sawah, ke ladang, ke pasar tradisional, menyapa petani dan nelayan, mengangkut bibit, menanam jagung, bahkan mengolah kompos. Sebab ketahanan pangan bukan sekadar urusan Kementerian Pertanian atau BUMN pangan—tapi urusan seluruh rakyat. Dan Ansor sadar: kalau bukan anak muda yang turun tangan, siapa lagi?

Mengapa Ketahanan Pangan?

Pertanyaan penting: kenapa harus pangan?

Pertama, karena Indonesia punya 270 juta mulut yang harus diberi makan setiap hari. Kalau hanya mengandalkan impor, kita hanya jadi pasar, bukan produsen. Lebih celaka lagi, kedaulatan kita bisa dijerat oleh negara lain hanya dengan memainkan harga gandum atau beras.

Baca Juga  Tito Tolak Wacana Polri di Bawah Kemendagri, Ansor: Langkah yang Tepat, Minta Sudahi Wacana Iseng

Kedua, karena ancaman krisis iklim dan geopolitik membuat dunia masuk era baru: food war alias perang pangan. Perang bukan lagi soal rudal dan senapan, tapi siapa bisa makan dan siapa yang kelaparan. Negara yang kuat adalah negara yang bisa memberi makan rakyatnya sendiri. Dan Banser, dengan langkah cerdasnya, memilih mengambil peran ini secara strategis.

Dari Barisan Keamanan ke Barisan Pangan

Pengukuhan 100.000 Banser sebagai Patriot Ketahanan Pangan bukan sekadar seremoni. Ini adalah transformasi ideologis dan praksis. Banser menegaskan bahwa menjaga negeri tidak cukup hanya dengan berdiri gagah di barisan depan demonstrasi atau menjaga panggung para ulama. Mereka kini siap mengamankan lumbung-lumbung pangan, menjaga pasokan, bahkan ikut memproduksi.

Langkah ini juga membantah anggapan bahwa organisasi keagamaan hanya sibuk dengan urusan surga dan akhirat. Ansor membuktikan bahwa urusan duniawi seperti pangan, lingkungan, dan pertanian organik adalah bagian dari dakwah yang membumi. Ini bukan hanya soal amal, tapi juga strategi kebangsaan.

Konsolidasi Kekuatan Umat

Puncak harlah di Purwokerto itu bukan cuma ajang kumpul-kumpul. Ia adalah konsolidasi kekuatan umat—umat dalam pengertian luas: sebagai warga bangsa. Dengan 100.000 Banser bergerak serempak, dibimbing nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, mereka siap membangun dari desa, dari pinggiran, dari ladang dan kolam ikan. Mereka tak sedang mengejar popularitas, tapi ketahanan bangsa.

Ini menjadi jawaban terhadap tantangan Prabowo-Gibran ke depan soal makan gratis, koperasi desa, dan kemandirian pangan nasional. Banser masuk dengan gaya mereka: gotong royong, kerja sunyi, tanpa pamrih. Mereka bukan sekadar relawan, tapi pionir.

Baca Juga  NU Care-LAZISNU MWCNU Balen Berbagi Takjil dan Sedekah Sayur Segar

Banser, Pesantren, dan Lumbung Pangan

Banser lahir dari rahim pesantren. Dan pesantren adalah basis utama penguatan pangan lokal—punya lahan, punya tenaga, punya jaringan. Kolaborasi antara pesantren dan Banser adalah energi luar biasa. Bayangkan jika setiap pesantren punya lahan produktif, kolam lele, kebun sayur, dan Banser yang mengelolanya. Negeri ini bisa swasembada, bukan hanya beras, tapi juga semangat gotong royong.

91 Tahun, Bukan Sekadar Angka

Harlah ke-91 adalah usia matang. Di usia ini, banyak organisasi mulai menurun. Tapi Ansor justru semakin progresif. Menariknya, perayaan ini tidak terjebak pada nostalgia masa lalu. Ia justru menatap masa depan—masa di mana anak muda NU harus hadir di ruang-ruang strategis pembangunan nasional: dari parlemen sampai sawah, dari mimbar dakwah hingga laboratorium pertanian.

Akhir Kata: Dari Gelora ke Seluruh Nusantara

Harlah Ansor ke-91 di Gelora Satria bukan akhir, tapi titik awal. Satu barisan membangun negeri bukan sekadar slogan, tapi panggilan zaman. Saat yang lain sibuk bersaing di dunia maya, Banser membumi di dunia nyata. Saat yang lain mengejar kuasa, Banser memilih memberi tenaga.

Dengan semangat patriot ketahanan pangan, 100.000 Banser menggelorakan harapan baru: bahwa negeri ini bisa kuat, bukan karena kekayaan alamnya semata, tapi karena semangat barisannya yang tak pernah lelah membela, menjaga, dan membangun.

Selamat harlah, Ansor. Teruslah jadi cahaya yang membumi. Sebab menjaga negeri, dimulai dari menjaga isi piringnya.

 

Penulis adalah Choirul Anam, Aktifis Muda NU yang juga Ketua PAC GP Ansor Balen. Selain itu dia merupakan Aktifis Ekonomi NU dengan menjadi Direktur BMT NU Balen

Share :

Baca Juga

Headline

Pagar Nusa Kayulemah Adakan Latgab dan Bagikan Zakat Fitrah

Headline

Ganjar Milenial Center Bojonegara Tebar Benih Ikan Nila

Headline

Sinergi dan Kolaborasi Bersama Media, Sasmito Ingin Pemkab Bojonegoro Beri Ruang Konfirmasi 

Ekonomi & Bisnis

Oppo Bojonegoro dan Gori Ajak Ratusan Ojol Bojonegoro Bukber. Rebus Smartphone 

Headline

Bersama IROPIN, Lazisnu Bojonegoro Latih Tim Screening Jelang Distribusi Kacamata

Headline

Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Persaudaraan SH Terate Ranting Kapas Gelar Pengajian

Headline

20 Ribu Kader GP Ansor-Banser dan TNI Padati Jatim Expo, Perkuat Sinergi Menuju Indonesia Emas 2045

Headline

Mabin TPQ An-Nahdliyah Bojonegoro Gelar Diklat Peningkatan Mutu Ustadz-Ustadzah