JagatSembilan.com | Bojonegoro – Bengawan Solo yang melintasi wilayah Kabupaten Bojonegoro tertutup oleh Eceng Gondok. Penutupan oleh Eceng Gondok itu sampai 23 KM yang berada di Kecamatan Kalitidu dan Kecamatan Malo.
Melihat fakta itu puluhan element masyarakat Bojonegoro menggelar Focus Group Discussion (FGD) hari ini, Rabu (18/10/2023). Kegiatan itu diinisiasi oleh LPPM Unigoro dan IDFoS Indonesia. Kegiatan itu dilaksanakan di Ruang Adu Ide Unigoro Jl. Letu Suyitno Bojonegoro.
Dalam paparannya Laily Agustina Rahmawati Dosen Unigoro mengatakan, sepanjang 23 KM aliran sungai Bengawan Solo yang berada di Kecamatan Malo dan Kalitidu tertutup oleh Eceng Gondok.
“Bahayanya ada dua, yakni pertama untuk ekosistem yang berada di sungai itu sendiri, dan yang kedua untuk manusia yang memanfaatkan sungai Bengawan Solo,” kata Bu Laily sapaan akrabnya.
Dirinya menambahkan, adanya Eceng Gondok itu karena Eutrofikasi. Eutrofikasi adalah adanya proses percepatan pertumbuhan Eceng Gondok dikarenakan oleh banyak sebab.
“Diantaranya adalah cuaca panas yang tinggi sehingga sehingga terjadi penguapan air yang banyak, kedua adalah meningkatnya limbah organik baik dari rumah tangga atau industri yang memicu adanya percepatan pertumbuhan Eceng Gondok,” terangnya.
Pada kesempatan itu Bu Laily juga sempat menjawab pertanyaan audien yang menanyakan, sumbernya apa dan dari mana bibit Eceng Gondok itu? Bu Laily menjelaskan, bahwa Eceng Gondong merupakan salah satu ekosistem yang ada di sungai.
“Dia akan bertumbuh sangat cepat jika ada pemicu-pemicu seperti banyaknya limbah organik dan lainnya,” terangnya.
Sementara itu, Rizal Zubaid perwakilan IDFoS Indonesia yang juga salah satu inisiator kegiatan mengatakan, pada tanggal 29 Oktober mendatang akan dilaksanakan aksi di lapangan.
“Untuk persisnya lokasi masih akan dilakukan survey oleh beberapa tim,” kaa Rizal Zubaid yang juga Alumni Unigoro itu.
drg. Sofan Solikin Sekretaris PC LPBI NU Bojonegoro yang juga hadir mengatakan, Eceng Gondok yang ada di sungai Bengawan Solo sangat meresahkan.
“LPBI NU Bojonegoro sangat senang bisa terlibat dalam penanganan Eceng Gondok itu. Semoga cepat teratasi dan tidak berkepanjangan.
Sementara itu Ardhian Orianto Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro mengatakan, Eceng Gondok dalam sekala besar jika hujan datang maka akan berpotensi menyumbat pintu pintu air.
“Sehingga dapat berakibat meluapnya sungai dan kemungkinan terjadi banjir. Maka aksi nyata diperlukan minimal kita melakukan aksi bersih bersih sungai untuk mengurangi dampak tersebut,” kata Ardhian
Acara itu diikuti oleh puluhan element Masyarakat yang ada di Bojonegoro. Setidaknya dalam undangan ada 42 lembaga baik dari instansi pemerintah atau organisasi masyarakat sipil. Selain itu juga ada perwakilan.