Home / Headline / Inspiratif / Pendidikan

Rabu, 5 Februari 2025 - 09:15 WIB

Sastra dan Pramoedya Ananta Toer Bisa Masuk Kurikulum Sekolah-Kampus Bojonegoro

JagatSembilan.com | Bojonegoro – Simposium membahas sastra dan sastrawan Pramoedya Ananta Toer, terselenggara di Bojonegoro pada Selasa (4/2/2025) siang. Bertempat di Auditorium Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bojonegoro.

Simposium diikuti sekitar 200 peserta itu bertajuk Sastra Masuk Kurikulum Sekolah-Kampus. Diselenggarakan untuk memperingati seratus tahun atau satu abad kelahiran sastrawan Pramoedya Ananta Toer yang jatuh pada Kamis (6/2/2025) mendatang.

Tokoh Literasi Bojonegoro Nanang Fahrudin, Pendidik-Pengawas Cabang Dinas Pendidikan (Cabdindik) Jawa Timur Anis Fatul Cholis, Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Bojonegoro Muhammad Kholil, dan Dosen Sastra Indonesia IKIP PGRI Bojonegoro Masnuatul Hawa jadi narasumber simposium tersebut.

Adapun, simposium digelar Bojonegoro Raya itu berlangsung sesuai tajuk. Nanang Fahrudin mengupas vitalnya sosok plus karya sastra Pramoedya Ananta Toer untuk dikenali pelajar-mahasiswa. Juga mengemukakan pentingnya sastra untuk diakrabi pelajar-mahasiswa.

“Sastra punya pengaruh positif untuk membangun karakter pelajar-mahasiswa. Bisa menguatkan empati atau mengasah perasaan kemanusiaan. Termasuk, semua karya sastra Pramoedya Ananta Toer itu,” ujarnya dalam simposium, Selasa (4/2/2025) siang.

Sastra, tambah Nanang, juga mengandung edukasi sejarah. Barisan fragmen masa lalu Indonesia yang penting-penting, direkam cukup banyak dalam karya sastra. Terutama karya-karya sastra karangan Pramoedya Ananta Toer. Semisal novel Bumi Manusia dan Arus Balik.

“Sejarah patut diketahui pelajar-mahasiswa. Sastra menyediakan itu (sejarah, red) dalam bentuk cerita. Jadi, lebih naratif, lebih enak dibaca, lebih mudah dipahami,” tutur tokoh literasi yang juga jurnalis senior tersebut.

Baca Juga  Sambut HLHS, Puluhan Element Masyarakat Bojonegoro Laksanakan Sharing Shesion

Mengacu kedudukan sastra berikut karya Pramoedya Ananta Toer yang demikian, Nanang menyebut, sungguh patut jika keduanya masuk kurikulum sekolah dan kampus. Dengan porsi lebih banyak. Tidak sekadar menempel pada mata pelajaran atau mata kuliah Bahasa Indonesia.

Anis Fatul Cholis mengatakan, sejauh ini sesungguhnya sastra sudah masuk kurikulum SMA/SMK di Bojonegoro. Hanya saja porsinya belum signifikan. Masih perlu upaya lebih untuk meningkatkan idealitas sastra dalam pembelajaran. Supaya sastra sampai ke pelajar secara konkret.

“Salah satu yang bisa kami upayakan adalah mendorong SMA/SMK untuk memiliki ekstrakulikuler sastra. Juga mengajak para guru Bahasa Indonesia punya konsen lebih terhadap sastra,” tuturnya.

Senada, Masnuatul Hawa menyampaikan, sastra penting untuk mahasiswa. Di program studi (prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Bojonegoro, pengajaran, pembacaan, maupun pembahasan sastra, sudah cukup intens. Namun, tetap perlu ditingkatkan.

“Terutama bagaimana mengimplementasikan sastra di dalam kehidupan masyarakat. Kami butuh kolaborasi dengan banyak pihak untuk itu. Salah satunya, Pemkab Bojonegoro,” jelasnya.

Ditanya apakah Pramoedya Ananta Toer yang dekat dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) dan sempat menjadi narapidana politik era Orde Baru masih menjadi momok bagi dunia pendidikan? Anis dan Hawa kompak mengatakan tidak. Kini, era telah berbeda. Ilmu bisa diteguk dari mana saja, dari siapa saja.

Baca Juga  Bertempat di Gedung Pusat Pergerakan Ekonomi NU Ngasem, MWC NU Ngasem Gelar Konferensi VIII

Sementara itu, Muhammad Kholil mengaku, Dispersip Bojonegoro sejauh ini cukup konsen terhadap sastra. Hanya saja, ruang dan anggarannya terbatas. Ke depan, konsen terhadap sastra maupun literasi secara umum akan lebih ditingkatkan. Butuh kolaborasi dengan banyak pihak untuk itu.

“Terutama, sekolah, kampus, dan komunitas literasi. Dengan cara-cara yang memungkinkan, kita bisa bekerja sama untuk meningkatkan literasi,” tuturnya.

Untuk diketahui, sekitar 200 peserta simposium Sastra Masuk Kurikulum Sekolah-Kampus ini merupakan para literat dari Disdik Bojonegoro, Disbudpar Bojonegoro, Dispersip Bojonegoro, MGMP Bahasa Indonesia Bojonegoro, sejumlah kampus di Bojonegoro serta komunitas literasi di Bojonegoro.

Untuk diketahui pula, simposium memperingati satu abad Pramoedya Ananta Toer ini digelar Bojonegoro Raya melalui kerja sama dengan Pemkab Bojonegoro. Khususnya, Disdik Bojonegoro dan Dispersip Bojonegoro. Selain keduanya, tentu saja ada kerja sama dengan IKIP PGRI Bojonegoro.

Share :

Baca Juga

Headline

Jumat Berkah, Persit Kodim Bojonegoro berbagi Sembako

Headline

Basarnas Gelar Pelatihan, LPBINU Bojonegoro Kirim Delegasi

Headline

Bertempat di Babussofa, Ini Juara MTQ Putri Porseni Kemenag Jatim

Headline

Konferwil PWNU Jatim, Gus Kikin Terpilih Ketua Tanfidziyah

Headline

Pekerja Sosial Keagamaan Ikrar Siap Menangkan Setyo Wahono-Nurul Azizah di Pilkada Bojonegoro

Headline

Susun Rencana Strategis, KKMTs 6 Bojonegoro Gelar Rapat Kerja di Embun Lawu Karanganyar

Ekonomi & Bisnis

Bantu Ekonomi Warga, Kartar Birama Gelar Bazar Ramadhan dan Adakan Barongsai

Headline

Prihatin Serangan Israel ke Warga Palestina, SMP NU Model Sumberrejo Laksanakan Sholat Ghoib